Selasa, 12 Mei 2015

Makalah Hadist Dosa-Dosa Besar



BAB I
PENDAHULUAN

            Manusia adalah adalah satu-satunya makhluk yang paling sempurna di muka bumi ini. Tidak ada satupun makhluk di dunia ini yang sempurna melebihi manusia. Sebagaiman Alloh sendiri telah menyatakan dalam al-Qur’an surat At-Tin ayat 4, yang artinya “ kami (Alloh) benar-benar telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk”. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Alloh mengangkat manusia sebagai kholifah di muka bumi ini mengalahkan makhluk-makhluk lain yang telah diciptakan ribuan tahun lebih dahulu. Hal seperti ini seharusnya patut di syukuri oleh manusia dengan selalau melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Alloh kepadanya dan menjauhi segala sesuatu yang dilarangnya.
            Namun kadang-kadang label kesempurnaan manusia itu justru ia rusak sendiri dengan melakukan hal-hal yang dilarangnya dan meninggalkan hal-hal yang telah diperintahkannya. Sehingga menyebabkan manusia diturunkan oleh Alloh ke tempat yang amat hina melebihi makhluk-makhluk lain yang hina. Sebagaimana dijelaskan Alloh dalam surat At-Tin ayat 5 yang artinya; “  kemudian kami kembalikan manusia itu ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)”.
            Oleh karena itulah kami memilih makalah ini karena topiknya yang amat menarik untuk dibahas karena berkaitan erat dengan amal perbuatan manusia. Sehingga untuk selanjutnya penulis mengharap kepada pembaca agar dapat meniti jalan yang di ridloi Alloh dan tidak justru mengikuti jalan yang dilaknat olehnya.
            Makalah ini secara detail akan membahas tentang berbagai macam perbuatan yang berakibat dosa bagi para pelakunya. Namun terkonsentrasi pada dosa-dosa besar saja karena dosa besar ketika dilakukan oleh seorang muslim maka tentu saja dalam bertaubat atau memohon ampunanNya pun juga berat sehingga dengan sekuat kemampuan harus kita curahkan untuk menghindarinya. Walaupun kita tidak boleh melupakan bahwa dosa-dosa kecilpun ketika ditumpuk-tumpuk dengan tanpa bertaubat juga akan semakin besar.
            Dalam makalah yang berjudul “ Dosa-dosa besar” ini, penulis akan mengupas tentang :
1.      Macam-macam dosa besar
2.      Bertaubat dari dosa besar    


BAB II
PENGERTIAN DOSA

I.                   DOSA BESAR DAN DOSA KECIL
            Pengertian dosa sebagaimana dalam Musnad Imam Ahad adalah :
الإِثْمُ مَا حَاكَ فِى صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ النَّاسُ عَلَيْهِ     
Artinya : yang dinamakan dosa adalah sesuatu yang terasa menggelisahkan jiwamu dan kamu merasa enggan sesuatu itu dilihat orang lain.
            Sebagian Ulama' mengatakan : apabila anda ingin mengetahui perbedaan antara dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil maka di bandingkan kerusakan yang diakibatkan dari dosa-dosa tersebut dengan dosa besar yang telah ada nashnya. Apabial pada kenyataannya kerusakan yang timbulkan itu hanya sedikit, maka yang demikian adalah dosa kecil. Tetapi apabila kerusakan yang diakibatkan itu sebanding atau lebiah besar. Maka yamg demikian itu adalah dosa besar.
            Sebagian Ulama' lainnya mengatakan : tidak ada dosa besar dengan membaca istghfar (minta ampun) dan tidak ada dosa kecil yang dilakukan dengan kontinyu. Atau dengan kata lain yang lebih gamblang dosa besar bisa diampuni dengan melakukan istighfar, dan dan dosa kecil bias menjadi dosa besar apabila dilakukan secara kontinyu.
           
II.                DOSA-DOSA BESAR
            Mengenai jumlah dosa-dosa besar ini, berdasarkan hadits terdapat tujuh macam dosa besar. Dan dari hadits yang lain pula tiga diantaranya adalah yang terbesar. Tetapi masih banyak hadits shohih yang membicarakan dosa-dosa besar ini lebih dari tujuh macam. Dalam hal ini. Rosululloh sendiri dalam setiap kesempatan hanya menyebut macam dosa yang dianggap relevan pada waktu itu. Dan beliau memang belum pernah merinci berbagai macam dosa dengan suatu pengertian yang membatasi.
            Terdapat satu hadits yang diriwayatkan oleh Abdulloh bin Abbas, ia menceritakan bahwa Rosululloh ditanya seseorang mengenai dosa-dosa besar : Apakah jumlahnya hanya tujuh macam ? Rosululloh menjawab : dosa-dosa besar itu berjumlah tujuh puluh macam (dalam riwayat lain disebutkan sampai tujuh ratus macam perbuatan yang dianggap dosa besar).
            Namun dalam kesempatan ini, penulis hanya menjelaskan sebagian dari dosa-dosa  besar itu, diantaranya adalah :
  1. Syirik (menyekutukan Alloh)
  2. Durhaka kepada kedua orang tua
  3. Berkata bohong
  4. Sihir,
  5. membunuh jiwa yang diharamkam Alloh (membunuhnya) kecuali dengan cara yang benar,
  6. makan riba',
  7. memakan harta  anak yatim,
  8. lari dari medan pertempuran,
  9. menuduh zina pada perempuan mukmin yang baik-baik yang terhindar dari zina

(Hadits riwayat  Bukhari no.5802 )
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ

Artinya : Dari Abu Huroiroh , dari Nabi SAW. Beliau bersabda : Hindarilah tujuh macam dosa yang merusakkan. Para sahabat bertanya : wahai Rosululloh. Apakah tujuh dosa itu ?. Nabi menjawab : yaiu menyukutan Alloh, sihir, membunuh jiwa yang diharamkam Alloh (membunuhnya) kecuali dengan cara yang benar, makan riba', memakan harta  anak yatim, lari dari medan pertempuran, dan menuduh zina pada perempuan mukmin yang baik-baik yang terhindar dari zina.
 (Hadits riwayat  Bukhari  )

BiografiPerawi:
1.)    Bukhari
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al Mughirah Bin Bardizbah Al Bukhari Al Ju’fi. Akan tetapi beliau lebih terkenal dengan sebutan Imam Bukhari, karena beliau lahir di kota Bukhara, Turkistan.
Al Imam Al Bukhari mempunyai karya besar dibidang hadits yaitu kitab beliau yang diberi judul Al jami’ atau disebut juga As Shahih Al Bukhari ini merupakan kitab yang paling shahih setelah kitab suci Al Quran.
2.)    Muslim
Nama lengkapnya adalah Imam Abul Husaian Muslim Bin al-Hajjaj Bin Muslim Bin Kausyaz al Qusyairian Naisaburi. Imam Muslim dilahirkan di Naisabur tahun 202 H atau 871 M. Naisabur saat ini termasuk wilayah Rusia. Dalam sejarah Islam, Naisabur dikenal dengan sebutan Maa Wara’aan Nahr, daerah-daerah yang terletak dibelakang sungai Jihun di Uzbekistan, Asia Tengah.
Imam Muslim adalah ahli hadits yang sangat mahsyur di samping Imam Bukhori. Hadits-hadits yang diriwayatkannya mempunyai derajat yang tinggi sehingga digolongkan dalam hadits shohih. Ia mempelajari hadits sejak kecil dan berpergian untuk mencarinya ke berbagai kota besar. Banyak sekali ulama hadits yang memujinya.
1. Syirik (Menyekutukan Allah SWT)
            Diantara sekian banyak macam dosa besar, syirik adalah dosa yang terbesar. Sebagaimana yang yang di peringatkan oleh nabi :
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ
Artinya :Nabi SAW bersabda: Apakah kalian mau saya beritahu tentang dosa yang terbesar dari dosa-dosa? - (beliau mengulanginya sampai) tiga kali -. Mereka (para sahabat) menjawab : benar wahai Rosululloh. Nabi bersabda (lagi): yaitu menyekutukan Alloh dan durhaka kepada kedua orang tua. - Nabi duduk, padahal sebelumnya tiduran -. Kemudian bersabda : ingat ! Dan berkata bohong 
(HR. Bukhori Muslim)
            Arti syirik adalah menjadikan seseorang sebagai sekutu bagi yang lain. Sedangkan yang di maksud dengan sirik di sini adalah اتخاذ إله غير الله , yaitu mengakui/menjadikan Tuhan pada selain Alloh[1][1]. Namun yang di maksud syirik adalah kufur, karena secara fitroh, manusia mengakui Alloh sebagai tuhannya.
            Bukankah Alloh telah memerintahkan kepada kita untuk tidak menyembah kecuali hanya kepadaNya, seperti firman Alloh dalam surat Al-isro' ayat 23 :

Artinya:  Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia

            Dan Alloh juga telah melarang kita untuk tidak menjadikan tuhan sekutu bagiNya. Seperti firmannya dalam surat Al-isro' ayat 39
 
Artinya : Dan janganlah kamu mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).
            Oleh karena itu Alloh sangat tidak menyukai terhadap orang yang berbuat kemusyrikan. Bahkan Alloh menyatakan tidak akan pernah mengampuni dosa yang disebabkan sirik ini, Alloh telah berfirman :
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya".
(An Nisaa: 48).

Dan Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (Al Maaidah: 72)

Syirik sebagai perbuatan kufur dan nifaq terbagi dua, yaitu :
a.       Syirik akbar (syirik besar) yaitu menyekutukan Alloh dengan makhluknya seperti keyakinan adanya kekuatan selain Alloh. Misalnya menyembah berhala, pohon-pohon, batu, matahari dan sesembahan-sesembahan lainya.Syirik ini disebut juga syirik i’tiqody artinya syirik karena keyakinan yang salah besar, dan juga disebut syirik jali artinya syirik yang nyata sekali yang dikategorikqn sebagai dedengkotnya dosa. Tidak ada yang bisa menghapus dosa ini bertaubat selagi masih hidup dan menggantinya denganbertauhid kepada Alloh swt.
bahaya syirik i’tiqodi dejelaskan oleh Alloh dalam al-Qur’an surat Almaidah ayat 72 sebagai berikut :
 


72. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", Padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.

b.      Syirik asghor(sirik kecil), syirik kecil disebut juga syirik amali karena perbuatan-perbuatan yang mempunyai tendensi selain Alloh, atau disebut juga syirik khofi artinya syirik yang tersembunyi. Nambi muhammad saw pernah bersabda yang artinya :
“Jauhkanlah dirimu dari berbuat syirik kecil.” lalu para sahabat bertanya : ya rasululloh, apakah syirik kecil itu ? nabi menjawab : yaitu riya.
larangan syirik asghor termaktub dalam surat al kahfi ayat 110 :

110. Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
bahaya syirik asghor diterangkan dalam dalili-dalil naqli surat al furqon ayat 23 :
  
23. dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.


Demikian pula hadits riwayat Muslim dan Ahmad yang artinya :
Barangsiapa yang mendengarkan kebaikan pada orang lain (dengan tidak ikhlas karena Alloh), niscaya Alloh akan menolak amal itu kepada oeang yang didengarkan kepadanya, dan barangsiapa yang bersikap riya, maka Alloh akan membalas keburukan riya itu

2. Durhaka kepada kedua orang tua.
            Durhaka terhadap kedua orang tua juga termasuk diantara dosa besar yang harus dihindari. Karena Allah SWT mensifati orang yang berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya sebagai orang yang jabbaar syaqiy 'orang yang sombong lagi celaka'. Tentang hal
ini Allah SWT berfirman:
 
"Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka". (Maryam: 32).
            Menyakiti kedua orang tua artinya menentang apa yang diperintahkan oleh keduanya dengan syarat bukan perintah berbuat maksiat kepada Alloh atau melakukan suatu perbuatan yang tidak mendapat restu keduanya.

            Perbuatan ini termasuk dosa besar. Dan dalam hal ini Rosululloh memperingatkan kepada kita agar kita berbuat baik kepada kedua orang tua, sebagaimana dalam surat Al-Isro’ 23:
  
23.  Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia
            Mengucapkan kata ‘ah’ kepada orang tua tidak di perbolehkan oleh agama, apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan dengan lbih kasa daripada itu.
            Dalam ayat diatas dijelskan bahwa durhaka kepada orang tua bukan hanya dalam benruk perlakuan fisik, tetapi juga dengan kata-kata yang mengakibatkan sakit hati kedua orang tua. Anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya akan dikutuki oleh alloh dan tidak akan masuk surga sebagaimana dalam hadits berikut ini :
“ tidak masuk surga orang yang durhaka kepada orang tuanya, yang menunjukkan pemberiannya dan orang yang kecanduan minuman keras”
(HR. Bukhori Muslim)
“alloh mengutuk orang yang memaki ayahnya dan alloh mengutuk orang yang memakik ibunya”
(HR. Ahmad)
Diriwayatkan ada seorang ahli ibadah bernqmq alqomah. Dalam akhir hayatnya dia sulit dituntun lafal tahil. Hal ini disebabkan ibunya merasa sakit hati karna al-qomah lebih mementingkan istrinya daripada ibunya. Rosululloh menyuruh agar ibu dari alqomah memaafkan anaknya. Setelah alqomah dimaafkqan oleh ibunya, dia dapat mengucapkan lafal tahlil sesaat seblum kematiannya.berkait dengan itu rosululloh bersabda :
Hai kaum muhajirin dan anshor. Barang siapa yang mementingkan istrinya daripada ibunya, maka baginya akan mendapatkan kutukan alloh , para malaikat dan seluruh umat manusia. Alloh tidak akan menerima amlnya kecuali brtaubat kepada alloh dan berbuat baik kepadanya dan meminta kerelaannya. Maka sesungguhnya kerelaan alloh berada pada kerelaan ibu/bapaknya (orang tunya) dn kemurkaan alloh berada pada kemurkaan orqang tuanya.
(HR ahmad dan Thabrani)



3. Sihir
Sihir adalah sistem konseptual yang merupakan kemampuan manusia untuk mengendalikan alam (termasuk kejadian, obyek, orang dan fenomena fisik) melalui mistik, paranormal, atau supranatural. Dalam banyak kebudayaan, sihir berada dibawah tekanan dari, dan dalam kompetisi dengan ilmu pengetahuan dan agama.
Berdasarkan bahasa Arab, sihir berasal dari kata “saharo/sihrun” yang berarti sihir/tipu daya. Terminologinya menurut ulama [tauhid] adalah suatu hal/perkara atau kejadian yang luar biasa dalam pandangan orang yang melihatnya.
Sihir dapat dipelajari/diusahakan, seseorang yang mempelajari, mengetahui dan mengerjakan sihir, tentu ia akan dapat melakukan perkara tersebut.
Hakikatnya, sihir tidaklah dapat dikatakan sebagai sesuatu yang luar biasa, oleh sebab dapat dipelajari/diusahakan, hanya saja orang-orang yang melihatnya tidak mengetahui, hingga dapat dikatakan tertipu daya oleh si pelaku sihir itu.
4. Membunuh.
membunuh ialah menghilangkan nyawa seseorang baik dengan sengaja maupun tidak sengaja dengan alat yang mematikan atau tidak mematikan. membunuh seseorang yang tidak bersalah dengan sengaja hukumnya dosa besar. Allah SWT berfirman:
  
"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja, maka balasannya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya dan Alloh murka kepadanya dan mengutukinya serta menyediakan baginya adzab yang besar". (An Nisaa: 93).
Macam-Macam Pembunuhan Dan Hukumnya :
a.       dilakukan dengan sengaja, hukumnya berupa qishos, yaitu si pelaku pembunuh dihukum mati. apabila ia dimaafkan oleh keluarga, maka haurs membayar diyat (santunan) kepada keluarga terbunuh berupa seratus ekor unta atau yang senilai dengannya. sebagaimana firman Allah yang artinya:
178. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka Barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih.
b.      dilakukan dengan ridak sengaja, hukumnya berupan memrdekaan seorang budak atau membayar diyat (santunan) kepada keluarga yang terbunuh. sebagaiman dalam surat An-Nisa’ 92 :

92. dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja)[334], dan Barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat[335] yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah[336]. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada Perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, Maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya[337], Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
[334] Seperti: menembak burung terkena seorang mukmin.
[335] Diat ialah pembayaran sejumlah harta karena sesuatu tindak pidana terhadap sesuatu jiwa atau anggota badan.
[336] Bersedekah di sini Maksudnya: membebaskan si pembunuh dari pembayaran diat.
[337] Maksudnya: tidak mempunyai hamba; tidak memperoleh hamba sahaya yang beriman atau tidak mampu membelinya untuk dimerdekakan. menurut sebagian ahli tafsir, puasa dua bulan berturut-turut itu adalah sebagai ganti dari pembayaran diat dan memerdekakan hamba sahaya.

5. Memakan riba.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman dalam Al-Baqoroh 275:
š

275.  Orang-orang yang makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

[174]  Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya Karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. riba yang dimaksud dalam ayat Ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman Jahiliyah.
[175]  Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan.
[176]  riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.

6. Memakan harta anak yatim.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)". (An Nisaa: 10)

7.Lari dari medan pertempuran.
Maksudnya, saat kaum Muslimin diserang oleh musuh mereka, dan kaum Muslimin maju mempertahankan diri dari serangan musuh itu, kemudian ada seseorang individu Muslim yang melarikan diri dari pertempuran itu. tentang hal ini Allah SWT berfirman:
  
"Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya". (Al Anfaal: 16)

8. Menuduh wanita baik-baik berbuat zina.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar". An Nuur: 23)

9. Sumpah palsu.
Yaitu jika seseorang bersumpah untuk melakukan sesuatu perbuatan, namun ternyata ia tidak melakukan perbuatan itu. atau ia bersumpah tidak akan melakukan sesuatu perbuatan, namun nyatanya ia kemudian melakukan perbuatan itu. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih".
(Ali Imraan: 77 )



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Setelah kita mengetahui macam-macam dosa besar itu maka, hendaknya kita sebagai muslim senantiasa menjauhi semua dosa-dosa besar itu dengan segala kemampuannya dengan menjauhi dosa-dosa kecil, sehingga dengan menjauhi dosa-dosa kecil itu diharapkan terhindar dari melakukan dosa besar.



DAFTAR PUSTAKA
Syaikh Thohir bin Sholih Al-Jaza-iri. Kitab Jawahir Kalamiyah. Maktabah Muhammad bin Ahmad Nabhan. Surabaya
Abdurrohim Manaf. Kitab Sa'adah. Maktabah Sa'diyah Putra. Jakarta
Ibnu Taymiyah. Kitab Al-Farqu Bainal Auliya'i Rohman Wal Auliya'i Sysyaithon. (Terjemah). Lentera. 2000
Umdah al-QoriSyarhShohih al-Bukhori, Al-Maktabah al-Syamilah, 14,61
Tim Mgmp Pai Kab. Jember, Pendidikan Agama Islam, Multi Mitra Mandiri,T




1 komentar: