BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah adalah satu-satunya
makhluk yang paling sempurna di muka bumi ini. Tidak ada satupun makhluk di
dunia ini yang sempurna melebihi manusia. Sebagaiman Alloh sendiri telah
menyatakan dalam al-Qur’an surat At-Tin ayat 4, yang artinya “ kami (Alloh)
benar-benar telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk”. Sebagaimana
telah kita ketahui bahwa Alloh mengangkat manusia sebagai kholifah di muka bumi
ini mengalahkan makhluk-makhluk lain yang telah diciptakan ribuan tahun lebih
dahulu. Hal seperti ini seharusnya patut di syukuri oleh manusia dengan selalau
melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Alloh kepadanya dan menjauhi segala
sesuatu yang dilarangnya.
Namun kadang-kadang label
kesempurnaan manusia itu justru ia rusak sendiri dengan melakukan hal-hal yang
dilarangnya dan meninggalkan hal-hal yang telah diperintahkannya. Sehingga
menyebabkan manusia diturunkan oleh Alloh ke tempat yang amat hina melebihi
makhluk-makhluk lain yang hina. Sebagaimana dijelaskan Alloh dalam surat At-Tin
ayat 5 yang artinya; “ kemudian kami
kembalikan manusia itu ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)”.
Oleh karena itulah kami memilih
makalah ini karena topiknya yang amat menarik untuk dibahas karena berkaitan
erat dengan amal perbuatan manusia. Sehingga untuk selanjutnya penulis
mengharap kepada pembaca agar dapat meniti jalan yang di ridloi Alloh dan tidak
justru mengikuti jalan yang dilaknat olehnya.
Makalah ini secara detail akan
membahas tentang berbagai macam perbuatan yang berakibat dosa bagi para
pelakunya. Namun terkonsentrasi pada dosa-dosa besar saja karena dosa besar
ketika dilakukan oleh seorang muslim maka tentu saja dalam bertaubat atau
memohon ampunanNya pun juga berat sehingga dengan sekuat kemampuan harus kita
curahkan untuk menghindarinya. Walaupun kita tidak boleh melupakan bahwa
dosa-dosa kecilpun ketika ditumpuk-tumpuk dengan tanpa bertaubat juga akan semakin
besar.
Dalam makalah yang berjudul “
Dosa-dosa besar” ini, penulis akan mengupas tentang :
1.
Macam-macam
dosa besar
2.
Bertaubat
dari dosa besar
BAB II
PENGERTIAN DOSA
I.
DOSA
BESAR DAN DOSA KECIL
Pengertian dosa sebagaimana dalam
Musnad Imam Ahad adalah :
الإِثْمُ
مَا حَاكَ فِى صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ النَّاسُ عَلَيْهِ
Artinya
: yang dinamakan dosa adalah sesuatu yang terasa menggelisahkan jiwamu dan kamu
merasa enggan sesuatu itu dilihat orang lain.
Sebagian Ulama' mengatakan : apabila
anda ingin mengetahui perbedaan antara dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil maka
di bandingkan kerusakan yang diakibatkan dari dosa-dosa tersebut dengan dosa
besar yang telah ada nashnya. Apabial pada kenyataannya kerusakan yang
timbulkan itu hanya sedikit, maka yang demikian adalah dosa kecil. Tetapi
apabila kerusakan yang diakibatkan itu sebanding atau lebiah besar. Maka yamg
demikian itu adalah dosa besar.
Sebagian Ulama' lainnya mengatakan :
tidak ada dosa besar dengan membaca istghfar (minta ampun) dan tidak ada dosa
kecil yang dilakukan dengan kontinyu. Atau dengan kata lain yang lebih gamblang
dosa besar bisa diampuni dengan melakukan istighfar, dan dan dosa kecil bias
menjadi dosa besar apabila dilakukan secara kontinyu.
II.
DOSA-DOSA
BESAR
Mengenai jumlah dosa-dosa besar ini,
berdasarkan hadits terdapat tujuh macam dosa besar. Dan dari hadits yang lain
pula tiga diantaranya adalah yang terbesar. Tetapi masih banyak hadits shohih
yang membicarakan dosa-dosa besar ini lebih dari tujuh macam. Dalam hal ini.
Rosululloh sendiri dalam setiap kesempatan hanya menyebut macam dosa yang
dianggap relevan pada waktu itu. Dan beliau memang belum pernah merinci
berbagai macam dosa dengan suatu pengertian yang membatasi.
Terdapat satu hadits yang
diriwayatkan oleh Abdulloh bin Abbas, ia menceritakan bahwa Rosululloh ditanya seseorang
mengenai dosa-dosa besar : Apakah jumlahnya hanya tujuh macam ? Rosululloh
menjawab : dosa-dosa besar itu berjumlah tujuh puluh macam (dalam riwayat lain
disebutkan sampai tujuh ratus macam perbuatan yang dianggap dosa besar).
Namun dalam kesempatan ini, penulis
hanya menjelaskan sebagian dari dosa-dosa
besar itu, diantaranya adalah :
- Syirik (menyekutukan Alloh)
- Durhaka kepada kedua orang tua
- Berkata bohong
- Sihir,
- membunuh jiwa yang diharamkam Alloh (membunuhnya) kecuali dengan cara yang benar,
- makan riba',
- memakan harta anak yatim,
- lari dari medan pertempuran,
- menuduh zina pada perempuan mukmin yang baik-baik yang terhindar dari zina
(Hadits riwayat
Bukhari no.5802 )
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ
وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي
حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ
وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ
الْغَافِلَاتِ
Artinya
: Dari Abu Huroiroh , dari Nabi SAW. Beliau bersabda : Hindarilah tujuh macam
dosa yang merusakkan. Para sahabat bertanya : wahai Rosululloh. Apakah tujuh
dosa itu ?. Nabi menjawab : yaiu menyukutan Alloh, sihir, membunuh jiwa yang
diharamkam Alloh (membunuhnya) kecuali dengan cara yang benar, makan riba',
memakan harta anak yatim, lari dari
medan pertempuran, dan menuduh zina pada perempuan mukmin yang baik-baik yang
terhindar dari zina.
(Hadits riwayat Bukhari )
BiografiPerawi:
1.)
Bukhari
Nama lengkapnya adalah
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al Mughirah Bin Bardizbah Al Bukhari Al
Ju’fi. Akan tetapi beliau lebih terkenal dengan sebutan Imam Bukhari, karena
beliau lahir di kota Bukhara, Turkistan.
Al Imam Al Bukhari
mempunyai karya besar dibidang hadits yaitu kitab beliau yang diberi judul Al
jami’ atau disebut juga As Shahih Al Bukhari ini merupakan kitab yang paling
shahih setelah kitab suci Al Quran.
2.)
Muslim
Nama lengkapnya adalah
Imam Abul Husaian Muslim Bin al-Hajjaj Bin Muslim Bin Kausyaz al Qusyairian
Naisaburi. Imam Muslim dilahirkan di Naisabur tahun 202 H atau 871 M. Naisabur
saat ini termasuk wilayah Rusia. Dalam sejarah Islam, Naisabur dikenal dengan
sebutan Maa Wara’aan Nahr, daerah-daerah yang terletak dibelakang sungai Jihun
di Uzbekistan, Asia Tengah.
Imam Muslim adalah ahli
hadits yang sangat mahsyur di samping Imam Bukhori. Hadits-hadits yang
diriwayatkannya mempunyai derajat yang tinggi sehingga digolongkan dalam hadits
shohih. Ia mempelajari hadits sejak kecil dan berpergian untuk mencarinya ke
berbagai kota besar. Banyak sekali ulama hadits yang memujinya.
1.
Syirik (Menyekutukan Allah SWT)
Diantara sekian banyak macam dosa
besar, syirik adalah dosa yang terbesar. Sebagaimana yang yang di peringatkan
oleh nabi :
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا قَالُوا
بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ
وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ
Artinya :Nabi
SAW bersabda: Apakah kalian mau saya beritahu tentang dosa yang terbesar dari
dosa-dosa? - (beliau mengulanginya sampai) tiga kali -. Mereka (para sahabat)
menjawab : benar wahai Rosululloh. Nabi bersabda (lagi): yaitu menyekutukan
Alloh dan durhaka kepada kedua orang tua. - Nabi duduk, padahal sebelumnya
tiduran -. Kemudian bersabda : ingat ! Dan berkata bohong
(HR. Bukhori Muslim)
Arti syirik adalah menjadikan
seseorang sebagai sekutu bagi yang lain. Sedangkan yang di maksud dengan sirik
di sini adalah اتخاذ إله غير الله , yaitu mengakui/menjadikan Tuhan pada selain Alloh[1][1].
Namun yang di maksud syirik adalah kufur, karena secara fitroh, manusia
mengakui Alloh sebagai tuhannya.
Bukankah Alloh telah memerintahkan
kepada kita untuk tidak menyembah kecuali hanya kepadaNya, seperti firman Alloh
dalam surat Al-isro' ayat 23 :
Artinya: Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain dia
Dan Alloh juga telah melarang kita
untuk tidak menjadikan tuhan sekutu bagiNya. Seperti firmannya dalam surat
Al-isro' ayat 39
Artinya
: Dan janganlah kamu mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, yang
menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi
dijauhkan (dari rahmat Allah).
Oleh karena itu Alloh sangat tidak
menyukai terhadap orang yang berbuat kemusyrikan. Bahkan Alloh menyatakan tidak
akan pernah mengampuni dosa yang disebabkan sirik ini, Alloh telah berfirman :
"Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya".
(An Nisaa: 48).
Dan
Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (Al Maaidah: 72)
Syirik
sebagai perbuatan kufur dan nifaq terbagi dua, yaitu :
a.
Syirik
akbar (syirik besar) yaitu menyekutukan Alloh dengan makhluknya seperti
keyakinan adanya kekuatan selain Alloh. Misalnya menyembah berhala,
pohon-pohon, batu, matahari dan sesembahan-sesembahan lainya.Syirik ini disebut
juga syirik i’tiqody artinya syirik karena keyakinan yang salah besar, dan juga
disebut syirik jali artinya syirik yang nyata sekali yang dikategorikqn sebagai
dedengkotnya dosa. Tidak ada yang bisa menghapus dosa ini bertaubat selagi
masih hidup dan menggantinya denganbertauhid kepada Alloh swt.
bahaya
syirik i’tiqodi dejelaskan oleh Alloh dalam al-Qur’an surat Almaidah ayat 72
sebagai berikut :
72. Sesungguhnya telah kafirlah
orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam",
Padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah
Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu
dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya
ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
b.
Syirik
asghor(sirik kecil), syirik kecil disebut juga syirik amali karena
perbuatan-perbuatan yang mempunyai tendensi selain Alloh, atau disebut juga
syirik khofi artinya syirik yang tersembunyi. Nambi muhammad saw pernah
bersabda yang artinya :
“Jauhkanlah
dirimu dari berbuat syirik kecil.” lalu para sahabat bertanya : ya rasululloh,
apakah syirik kecil itu ? nabi menjawab : yaitu riya.
larangan
syirik asghor termaktub dalam surat al kahfi ayat 110 :
110.
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa".
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat
kepada Tuhannya".
bahaya
syirik asghor diterangkan dalam dalili-dalil naqli surat al furqon ayat 23 :
23. dan Kami
hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan)
debu yang berterbangan.
Demikian
pula hadits riwayat Muslim dan Ahmad yang artinya :
Barangsiapa
yang mendengarkan kebaikan pada orang lain (dengan tidak ikhlas karena Alloh),
niscaya Alloh akan menolak amal itu kepada oeang yang didengarkan kepadanya,
dan barangsiapa yang bersikap riya, maka Alloh akan membalas keburukan riya itu
2.
Durhaka kepada kedua orang tua.
Durhaka terhadap kedua orang tua
juga termasuk diantara dosa besar yang harus dihindari. Karena Allah SWT
mensifati orang yang berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya sebagai orang
yang jabbaar syaqiy 'orang yang sombong lagi celaka'. Tentang hal
ini
Allah SWT berfirman:
"Dan
berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi
celaka". (Maryam: 32).
Menyakiti kedua orang tua artinya
menentang apa yang diperintahkan oleh keduanya dengan syarat bukan perintah
berbuat maksiat kepada Alloh atau melakukan suatu perbuatan yang tidak mendapat
restu keduanya.
Perbuatan ini termasuk dosa besar.
Dan dalam hal ini Rosululloh memperingatkan kepada kita agar kita berbuat baik
kepada kedua orang tua, sebagaimana dalam surat Al-Isro’ 23:
23. Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia
Mengucapkan kata ‘ah’ kepada orang
tua tidak di perbolehkan oleh agama, apalagi mengucapkan kata-kata atau
memperlakukan dengan lbih kasa daripada itu.
Dalam ayat diatas dijelskan bahwa
durhaka kepada orang tua bukan hanya dalam benruk perlakuan fisik, tetapi juga
dengan kata-kata yang mengakibatkan sakit hati kedua orang tua. Anak yang
durhaka kepada kedua orang tuanya akan dikutuki oleh alloh dan tidak akan masuk
surga sebagaimana dalam hadits berikut ini :
“
tidak masuk surga orang yang durhaka kepada orang tuanya, yang menunjukkan
pemberiannya dan orang yang kecanduan minuman keras”
(HR. Bukhori Muslim)
“alloh
mengutuk orang yang memaki ayahnya dan alloh mengutuk orang yang memakik
ibunya”
(HR. Ahmad)
Diriwayatkan
ada seorang ahli ibadah bernqmq alqomah. Dalam akhir hayatnya dia sulit
dituntun lafal tahil. Hal ini disebabkan ibunya merasa sakit hati karna
al-qomah lebih mementingkan istrinya daripada ibunya. Rosululloh menyuruh agar
ibu dari alqomah memaafkan anaknya. Setelah alqomah dimaafkqan oleh ibunya, dia
dapat mengucapkan lafal tahlil sesaat seblum kematiannya.berkait dengan itu
rosululloh bersabda :
Hai
kaum muhajirin dan anshor. Barang siapa yang mementingkan istrinya daripada
ibunya, maka baginya akan mendapatkan kutukan alloh , para malaikat dan seluruh
umat manusia. Alloh tidak akan menerima amlnya kecuali brtaubat kepada alloh
dan berbuat baik kepadanya dan meminta kerelaannya. Maka sesungguhnya kerelaan
alloh berada pada kerelaan ibu/bapaknya (orang tunya) dn kemurkaan alloh berada
pada kemurkaan orqang tuanya.
(HR ahmad dan Thabrani)
3.
Sihir
Sihir adalah sistem konseptual
yang merupakan kemampuan manusia untuk mengendalikan alam (termasuk kejadian,
obyek, orang dan fenomena fisik) melalui mistik, paranormal, atau supranatural. Dalam banyak kebudayaan, sihir berada dibawah tekanan dari, dan dalam
kompetisi dengan ilmu pengetahuan dan agama.
Berdasarkan bahasa Arab, sihir berasal dari kata “saharo/sihrun” yang berarti sihir/tipu daya.
Terminologinya menurut ulama [tauhid] adalah suatu hal/perkara atau kejadian
yang luar biasa dalam pandangan orang yang melihatnya.
Sihir dapat
dipelajari/diusahakan, seseorang yang mempelajari, mengetahui dan mengerjakan
sihir, tentu ia akan dapat melakukan perkara tersebut.
Hakikatnya, sihir tidaklah dapat
dikatakan sebagai sesuatu yang luar biasa, oleh sebab dapat
dipelajari/diusahakan, hanya saja orang-orang yang melihatnya tidak mengetahui,
hingga dapat dikatakan tertipu daya oleh si pelaku sihir itu.
4.
Membunuh.
membunuh
ialah menghilangkan nyawa seseorang baik dengan sengaja maupun tidak sengaja dengan
alat yang mematikan atau tidak mematikan. membunuh seseorang yang tidak
bersalah dengan sengaja hukumnya dosa besar. Allah SWT berfirman:
"Dan
barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja, maka balasannya ialah
jahannam, kekal ia di dalamnya dan Alloh murka kepadanya dan mengutukinya serta
menyediakan baginya adzab yang besar". (An Nisaa: 93).
Macam-Macam
Pembunuhan Dan Hukumnya :
a.
dilakukan
dengan sengaja, hukumnya berupa qishos, yaitu si pelaku pembunuh dihukum mati.
apabila ia dimaafkan oleh keluarga, maka haurs membayar diyat (santunan) kepada
keluarga terbunuh berupa seratus ekor unta atau yang senilai dengannya.
sebagaimana firman Allah yang artinya:
178.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan
orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan
hamba, dan wanita dengan wanita. Maka Barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan
dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik,
dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af
dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari
Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka
baginya siksa yang sangat pedih.
b.
dilakukan
dengan ridak sengaja, hukumnya berupan memrdekaan seorang budak atau membayar
diyat (santunan) kepada keluarga yang terbunuh. sebagaiman dalam surat An-Nisa’
92 :
92.
dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain),
kecuali karena tersalah (tidak sengaja)[334], dan Barangsiapa membunuh seorang
mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang
beriman serta membayar diat[335] yang diserahkan kepada keluarganya (si
terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah[336]. jika ia
(si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada Perjanjian (damai) antara mereka
dengan kamu, Maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman.
Barangsiapa yang tidak memperolehnya[337], Maka hendaklah ia (si pembunuh)
berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan
adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
[334] Seperti: menembak burung
terkena seorang mukmin.
[335]
Diat ialah pembayaran sejumlah harta karena sesuatu tindak pidana terhadap
sesuatu jiwa atau anggota badan.
[336]
Bersedekah di sini Maksudnya: membebaskan si pembunuh dari pembayaran diat.
[337]
Maksudnya: tidak mempunyai hamba; tidak memperoleh hamba sahaya yang beriman
atau tidak mampu membelinya untuk dimerdekakan. menurut sebagian ahli tafsir,
puasa dua bulan berturut-turut itu adalah sebagai ganti dari pembayaran diat
dan memerdekakan hamba sahaya.
5.
Memakan riba.
Tentang
hal ini Allah SWT berfirman dalam Al-Baqoroh 275:
275.
Orang-orang yang makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila[175]. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang
Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil
riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil
riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.
[174] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl.
riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang
meminjamkan. riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang
sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya Karena orang yang menukarkan mensyaratkan
demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya.
riba yang dimaksud dalam ayat Ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum
terjadi dalam masyarakat Arab zaman Jahiliyah.
[175] Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak tenteram
jiwanya seperti orang kemasukan syaitan.
[176] riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum
turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.
6.
Memakan harta anak yatim.
Tentang
hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya
orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu
menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka)". (An Nisaa: 10)
7.Lari
dari medan pertempuran.
Maksudnya,
saat kaum Muslimin diserang oleh musuh mereka, dan kaum Muslimin maju
mempertahankan diri dari serangan musuh itu, kemudian ada seseorang individu
Muslim yang melarikan diri dari pertempuran itu. tentang hal ini Allah SWT
berfirman:
"Barangsiapa
yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat)
perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka
sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan
tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya". (Al
Anfaal: 16)
8.
Menuduh wanita baik-baik berbuat zina.
"Sesungguhnya
orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman
(berbuat zina), mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab
yang besar". An Nuur: 23)
9. Sumpah palsu.
Yaitu jika seseorang bersumpah untuk
melakukan sesuatu perbuatan, namun ternyata ia tidak melakukan perbuatan itu.
atau ia bersumpah tidak akan melakukan sesuatu perbuatan, namun nyatanya ia
kemudian melakukan perbuatan itu. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang menukar
janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit,
mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan
berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari
kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang
pedih".
(Ali
Imraan: 77 )
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah kita mengetahui macam-macam dosa besar itu maka,
hendaknya kita sebagai muslim senantiasa menjauhi semua dosa-dosa besar itu
dengan segala kemampuannya dengan menjauhi dosa-dosa kecil, sehingga dengan
menjauhi dosa-dosa kecil itu diharapkan terhindar dari melakukan dosa besar.
DAFTAR PUSTAKA
Syaikh Thohir bin Sholih Al-Jaza-iri. Kitab
Jawahir Kalamiyah. Maktabah Muhammad bin Ahmad Nabhan. Surabaya
Abdurrohim Manaf. Kitab Sa'adah. Maktabah
Sa'diyah Putra. Jakarta
Ibnu Taymiyah. Kitab Al-Farqu Bainal Auliya'i
Rohman Wal Auliya'i Sysyaithon. (Terjemah). Lentera. 2000
Umdah al-QoriSyarhShohih
al-Bukhori, Al-Maktabah al-Syamilah, 14,61
Tim Mgmp Pai Kab. Jember, Pendidikan Agama Islam,
Multi Mitra Mandiri,T
VBANDAR Agen Remi9 Judi Sakong Bandar Poker Online Indonesia
BalasHapusWSAMGONG Agen Poker Domino Bandar Ceme Online Indonesia
WSAKONG Agen BandarQ Sakong Remi9 Online Indonesia
Sakong99 Agen BandarQ Sakong Remi9 Online Indonesia
IDNSAKONG Agen BandarQ Sakong Remi9 Online Indonesia
RGOSAKONG Agen BandarQ Sakong Remi9 Online Indonesia
Trik BandarQ Online
Cara Hack Agen BandarQ
Cara Curang BandarQ
Hack BandarQ Online