Selasa, 12 Mei 2015

Makalah Tafsir Ayat-Ayat tentang Alam Semesta



MAKALAH
TAFSIR
“AYAT-AYAT TENTANG ALAM”

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.
            Puji syukur  kehadirat  ALLAH SWT karena berkah dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah tafsir ini dengan topik ayat-ayat tentang alam. Makalah ini dibuat sehubungan dengan tugas yang diberikan dosen kami bpk. Dr. Firdaus untuk memenuhi nilai mata kuliah tafsir. Dengan diselesaikannya tugas makalah ini,kami harapkan dapat memenuhi syarat penilaian tugas  dan berguna untuk para pembacanya.
            Penulis menyadari  bahwa makalah ini masih  jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan pembuatan makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Amin
Wassalamualaikum wr.wb
                                                                                                 
                                                                           
Penyusun


DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………………..
BAB I. Pendahuluan
            I.1. Latar Belakang……………………………………………………..1
            I.2. Rumusan Masalah………………………………………………….1
            I.3. Tujuan………………………………………………………………2
BAB II. Pembahasan ……………………………………………………….…..3
BAB III. Penutup……………………………………………. ……………….16
Daftar Pustaka ……………………………………………. ……………………17


BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Alam semesta merupakan suatu ruang atau tempat bagi manusia, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan benda-benda lainnya. Langit sebagai atapnya dan bumi sebagainya lantainya. Jadi, alam semesta atau jagat raya adalah satu ruang yang maha besar, terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik. Tuhan menciptakan bermacam-macam makhluk, tetapi yang paling istimewa dan sempurna yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akal, agar manusia dapat membedakan baik atau buruknya sesuatu.
Akan tetapi yang menjadi pembicaraan sekarang ini adalah bagaimana proses terjadinya alam semesta? Para ahli sudah banyak yang mengeluarkan pendapat tentang proses terjadinya alam tersebut, dan bahkan mereka rela mengorbankan nyawanya demi mempertahankan argumennya, dan bahkan sampai saat ini masih belum ada yang mengetahui betul tetang proses terbentuknya alam semesta ini. Kita sebagai Muslim tentunya sudah tidak meragukan lagi tentang alam semesta karena meyakini apa yang disebutkan dalam Al- Qur’an adalah benar, salah satunya yaitu tentang proses tentang terjadinya alam semesta.
Al-Qur’an merupakan sumber dari segala ilmu. Di dalam al-Qur’an disebutkan kejadian tentang alam semesta dan kejadian-kejadian lainnya. Alam semesta merupakan salah satu bukti kebesaran Tuhan. Tuhan telah menciptakan alam semesta beserta isinya untuk manusia sebagai khilafah dibumi dan telah menyatakan tentang penciptaan alam semesta dalam ayat-ayatNya. Meskipun demikian, al-Qur’an bukan buku kosmologi atau biologi, sebab ia hanya menyatakan bagian-bagian yang sangat penting dari saja dari ilmu-ilmu yang dimaksud.
Keingintahuan manusia tentang alam semesta tidak hanya membaca al-Qur’an saja, akan tetapi melakukan perrintah Tuhan. Sehingga ia menemukan kebenaran yang dapat dipergunakan dalam pemahaman serta penafsiran al-Qur’an.
I.2. Rumusan Masalah
            Rumusan masalah dibuatnya makalah ini adalah:
a)      Apa sajakah ayat-ayat tentang alam?
b)      Apa tafsir dari ayat-ayat tentang alam?
c)      Apa penjelasan dari ayat-ayat tentang alam?
I.3. Tujuan
            Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
a)      Untuk mengetahui ayat-ayat tentang alam
b)      Untuk mengetahui tafsir dari ayat-ayat tentang alam
c)      Untuk mengetahui penjelasan dari ayat-ayat tentang alam


BAB II
PEMBAHASAN
QS. al-Baqarah (2) ; 29
Terjemahan : “Dia-lah (Allah) yang Menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia Menuju ke langit, lalu Dia Menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”
Tafsir :
·         Huwal ladzī khalaqa lakum (Dia-lah yang telah Menciptakan untuk kalian), yakni Menundukkan untuk kalian.
·Mā fil ardli (yang ada di bumi), yakni hewan, tumbuh-tumbuhan, dan lain sebagainya.
·Jamī‘ā (seluruhnya) merupakan kenikmatan dari-Nya.
·Tsummastawā ilas samā-i (kemudian Dia Menuju ke langit), yakni kemudian Dia bermaksud Menciptakan langit.
·Fa sawwāhunna (lalu Dia Menyempurnakannya), yakni Menjadikannya.
·Sab‘a samāwāt (menjadi tujuh langit) yang kukuh di atas bumi.
·Wa huwa bi kulli syai-in ‘alīm (dan Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu), termasuk menciptakan langit dan bumi.
·Selanjutnya Allah Ta‘ala Menuturkan kisah para malaikat yang diperintahkan bersujud kepada Adam a.s.
QS. al-Mulk (67) ; 1-4
Terjemahan : “Maha Suci Allah yang Menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu... Yang Menciptakan mati dan hidup, untuk Menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun... Yang Menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?.. Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih.”
Tafsir :
·         Maha Suci (Allah) yang di Tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,
·Tabāraka (Maha Suci) pemilik berkah. Menurut yang lain, Maha Tinggi, Maha Agung, Maha Suci, Maha Luhur, dan Maha Bersih dari memiliki anak dan sekutu.
·Alladzī bi yadihil mulku ([Allah] Yang di Tangan-Nya-lah segala kerajaan), yakni Dia Menguasai kemuliaan dan kerendahan, serta perbendaharaan segala sesuatu.
·Wa h uwa ‘alā kulli syai-ing qadīr (dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu), termasuk kemuliaan dan kerendahan.
·
·         Yang telah menciptakan mati dan hidup untuk menguji kalian, siapa-kah di antara kalian yang paling baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
·Alladzī khalaqal mauta (yang telah menciptakan mati) yang diserupakan dengan kambing berwarna hitam putih. Tak ada satu makhluk hidup pun yang dilewatinya, mencium baunya, atau diinjaknya, melainkan ia akan mati saat itu juga.
·Wal hayāta (dan hidup), yakni Dia telah Menciptakan hidup yang diserupakan dengan kuda betina berwarna belang hitam-putih. Tak ada sesuatu pun yang dilewatinya, mencium baunya, diinjaknya, atau dilempar oleh jejak kakinya, melainkan sesuatu itu akan hidup. Kuda tersebut lebih tinggi daripada bagal dan lebih pendek daripada keledai, langkahnya sejauh mata memandang dan suka ditunggangi para nabi. Menurut satu pendapat, khalaqal mauta (telah mencip-takan mati), yakni nutfah; wal hayāta (dan hidup), yakni makhluk hidup. Dan ada pula yang berpendapat, yang telah menciptakan hidup dan mati. Menda-hulukan kata hidup dan mengakhirkan kata mati.
·Li yabluwakum (untuk menguji kalian), yakni untuk menguji kalian di antara hidup dan mati itu.
·Ayyukum ahsanu ‘amalā (siapakah di antara kalian yang paling baik amalnya), yakni yang paling ikhlas amalnya.
·Wa huwal ‘azīzu (dan Dia Maha Perkasa) menimpakan siksaan kepada siapa pun yang tidak beriman kepada-Nya.
·Al-ghafūr (lagi Maha Pengampun) kepada orang-orang yang bertobat serta beriman kepada-Nya.
·
·         Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tiadalah kamu melihat pada Ciptaan (Allah) Yang Maha Pengasih sesuatu yang tidak seimbang. Kemudian lihatlah kembali, adakah kamu melihat sesuatu yang retak?
·Alladzī khalaqa sab‘a samāwātiη thibāqan (yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis), yakni bersusun, yang satu di atas yang lainnya, seperti kubah yang ujung-ujungnya saling melekat.
·Mā tarā (tiadalah kamu melihat) hai Muhammad!
·Fī khalqir rahmāni (pada Ciptaan [Allah] Yang Maha Pengasih), yakni pada penciptaan langit itu.
·Miη tafāwut (sesuatu yang tidak seimbang), yakni sesuatu yang bengkok.
·Far ji‘il bashara (kemudian lihatlah kembali), yakni arahkanlah pandangan ke langit.
·Hal tarā miη futhūr (adakah kamu melihat sesuatu yang retak), yakni sesuatu yang belah, pecah, cacat, dan rusak.
·
·         Kemudian lihatlah sekali lagi, niscaya penglihatan itu akan kembali ke padamu dalam keadaan tertunduk, dan penglihatanmu menjadi lemah.
·Tsummarji‘il bashara (kemudian lihatlah), yakni arahkanlah penglihatanmu ke langit dan renungkanlah seraya menatapnya.
·Karrataini yangqalib ‘ilalikal basharu khāsi-an (sekali lagi, niscaya penglihatan itu akan kembali kepadamu dalam keadaan tertunduk), yakni dalam keadaan merasa kecil dan rendah sebelum dapat melihat sesuatu.
·Wa huwa hasīr (dan penglihatanmu menjadi lemah), yakni menjadi letih dan terhenti.
QS. al –A’raf (7) ; 54
Terjemahan : “Sungguh, Tuhan-mu (adalah) Allah yang Menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia Bersemayam di atas Arasy.** Dia Menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia Ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam.
Tafsir :
·         Sesungguhnya Rabb kalian adalah Allah yang telah Menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, kemudian Dia Bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam pada siang yang mengikutinya dengan cepat. Dan matahari, bulan, serta bintang-bintang ditundukkan dengan Perintah-Nya. Ketahuilah, menciptakan dan memerintah itu hanyalah Wewenang Allah. Maha Berkah Allah, Rabb semesta alam.
·Inna rabbakumullāhul ladzī khalaqas samāwāti wal ardla fī sittati ayyāmin (sesungguhnya Rabb kalian adalah Allah yang telah Menciptakan langit dan bumi dalam enam hari), yakni enam hari di antara hari-hari dunia yang satu harinya lebih lama dari seribu tahun.
·Tsummastawā ‘alal ‘arsy (kemudian Dia Bersemayam di atas Arasy), yakni kemudian Dia Menciptakan Arasy. Menurut pendapat yang lain, kemudian Dia Menempati Arasy.
·Yugh-syil lailan nahāra (Dia Menutupkan malam pada siang), yakni Menyelimutkan malam pada siang dan menyelimutkan siang pada malam.
·Yathlubuhū (yang mengikutinya), yakni malam mengikuti siang, dan siang mengikuti malam.
·Hatsī-tsan (dengan cepat), yakni datang dan pergi dengan cepat.
·Wasy syamsa (dan matahari), yakni Dia Menciptakan matahari.
·Wal qamara wan nujūma musakh-kharātim bi amrihī (bulan, serta bintang-bintang ditundukkan dengan Perintah-Nya), yakni dengan Izin-Nya.
·Alā lahul khalqu (ketahuilah, menciptakan itu hanyalah Wewenang Allah), yakni menciptakan langit dan bumi.
·Wal amr (dan memerintah), yakni menjadi hakim di antara para hamba pada hari kiamat.
·Tabārakallāhu (Maha Berkah Allah), yakni Allah-lah Pemilik berkah. Menurut pendapat yang lain, Maha Luhur Allah. Dan menurut pendapat lainnya, Maha Suci Allah.
·Rabbul ‘ālamīn (Rabb semesta alam), yakni Tuhan yang mengatur semesta alam.
Penjelasan :
QS. Ali Imran (3) ; 190
Terjemahan : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal”
Tafsir :
·         Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
·Inna fī khalqis samāwāti (sesungguhnya dalam penciptaan langit), yakni sesungguhnya dalam penciptaan segala makhluk yang ada di langit, yaitu malaikat, matahari, bulan, bintang, dan awan.
·Wal ardli (dan bumi), yakni dan dalam penciptaan bumi beserta segala sesuatu yang ada padanya berupa gunung, lautan, pepohonan, dan hewan.
·Wakh tilāfil laili wan nahāri (serta silih bergantinya malam dan siang), yakni dan juga dalam pertukaran malam dan siang.
·La āyātin (terdapat tanda-tanda), yakni terdapat tanda-tanda yang menunjukkan Keesaan-Nya.
·Li ulil albāb (bagi orang-orang yang berakal), yakni bagi manusia yang memiliki pikiran. Kemudian Allah Ta‘ala Mengemukakan sifat-sifat orang yang berakal dengan Firman-Nya.
QS. Ibrahim (14) ; 32-34
Terjemahan : “Allah-lah yang telah Menciptakan langit dan bumi dan Menurunkan air (hujan) dari langit, kemudian dengan (air hujan) itu Dia Mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu; dan Dia telah Menundukkan kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan Kehendak-Nya, dan Dia telah Menundukkan sungai-sungai bagimu… Dan Dia telah Menundukkan matahari dan bulan bagimu yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan malam dan siang bagimu… Dan Dia telah Memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)…”
Tafsir :
·         Allah-lah yang telah Menciptakan langit dan bumi serta menurunkan air dari langit, lalu Dia Mengeluarkan dengannya berbagai buah-buahan sebagai rezeki bagi kalian. Dan Dia telah Menundukkan kapal untuk kalian supaya ia bisa berlayar di lautan dengan Perintah-Nya, dan Dia pun telah Menundukkan sungai-sungai untuk kalian.
·Allāhul ladzī khalaqas samāwāti wal ardla wa aηzala minas samā-i mā-an (Allah-lah yang telah Menciptakan langit dan bumi serta menurunkan air dari langit), yakni air hujan.
·Fa akhraja bihī (lalu Dia Mengeluarkan dengannya), yakni lalu dengan air hujan itu Dia Menumbuhkan.
·Minats tsamarāti (berbagai buah-buahan), yakni buah-buahan yang beraneka warna.
·Rizqal lakum (sebagai rezeki bagi kalian), yakni menjadi makanan untuk kalian dan seluruh makhluk.
·Wa sakh-khara lakumul fulka (dan Dia telah Menundukkan kapal untuk kalian), yakni perahu-perahu.
·Li tajriya (supaya ia bisa berlayar), yakni supaya kapal itu bisa berlayar.
·Fil bahri bi amrihī (di lautan dengan Perintah-Nya), yakni dengan izin dan Kehendak-Nya.
·Wa sakh-khara lakumul anhār (dan Dia pun telah Menundukkan sungai-sungai untuk kalian), sehingga kalian bisa berlayar ke mana pun kalian mau.
·
·         Dan Dia telah Menundukkan bagi kalian matahari dan bulan terus-menerus beredar (pada orbitnya), dan juga telah Menundukkan bagi kalian malam dan siang.
·Wa sakh-khara lakumusy syamsa wal qamara dā-ibaini (dan Dia telah Menundukkan bagi kalian matahari dan bulan terus-menerus beredar [pada orbitnya]) sampai hari kiamat.
·Wa sakh-khara lakumul laila wan nahār (dan juga telah Menundukkan bagi kalian malam dan siang), yakni datang dan pergi silih berganti.
·
·         Dan Dia telah Memberikan kepada kalian segala apa yang kalian mohon dari-Nya. Dan jika kalian menghitung-hitung Nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan dapat menghitungnya. Sesungguhnya manusia benar-benar sangat zalim lagi sangat kafir.
·Wa ātākum (dan Dia telah Memberikan kepada kalian), yakni telah mengaruniakan kepada kalian.
·Ming kulli mā sa-altumūh (segala apa yang kalian mohon dari-Nya) dan segala sesuatu yang menurut kalian sebaiknya tidak diminta.
·Wa iη ta‘uddū ni‘matallāhi (dan jika kalian menghitung-hitung Nikmat Allah), yakni menghitung-hitung Karunia Allah.
·Lā tuhshūhā (niscaya kalian tidak akan dapat menghitungnya), yakni niscaya kalian tidak akan dapat menghapal dan mensyukuri nikmat tersebut.
·Innal iηsāna (sesungguhnya manusia), yakni orang-orang kafir.
·La zhalūmun (benar-benar sangat zalim), yakni sangat musyrik.
·Kaffār (lagi sangat kafir) kepada Allah Ta‘ala dan Nikmat-Nya.
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan segala kebesarannya, yang menguasai alam ini, mengaturnya dengan perintah-Nya ,mengendalikannya dengan kekuasaan-Nya. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat dalam putaran yang abadi ini. Yaitu, putaran malam mengikuti siang dalam peredaran planet ini. Dia menciptakan matahari, bulan dan bintang, yang semula tunduk kepada perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pencipta dan Tuhan sekalian alam.
Alam semesta bukanlah produk dari hasil pemikiran manusia melainkan produk dari hasil pemikiranTuhan. Berdasarkan bukti yang kongkrit dan valid yang berupa ayat-ayat al-Qur’an seperti surat al-Baqoroh: 29, al-A’raf: 54, Ibrahim: 32-34,: 31, ali-Imran:190-194 dan al-Mulk: 1-4 serta ayat-ayat yang lain dalam al-Qur’an.
Allah menciptakan alam semsta ini dalam keadaan yang sangat harmonis, serasi dan memenuhi kebutuhan makhluk. Allah telah menjadikannya  baik, memerintahkan hamba-hambanya untuk memperbaikinya. Dalam ayat ini Tuhan menerangkan dalil-dalil yang terdapat dalam cakrawala yang menunjuk kepada kita agar mensyukuri Allah dan tetap mentaati-Nya.
III.2. Saran
            Dari uraian diatas maka penulis menyadari bahwa banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, untuk itu pemakalah mohon kritikan dan saran yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA
Toha, Muhammad. 2009. Al-Qalam. Bandung : Diponegoro





Tidak ada komentar:

Posting Komentar